Profil Organisasi GMPI

on Jumat, 22 Mei 2009


PROFIL ORGANISASI






GERAKAN MAHASISWA PAPUA INDONESIA (GMPI)

SATU UNTUK SEMUA, SEMUA UNTUK SEMUA



Latar Belakang

Membangun Indonesia yang adil damai dan sejahtera membutuhkan persatuan dan kesatuan di antara segenap anak bangsa, apalagi di tengah era globalisasi yang menghadirkan berbagai tantangan. Dalam konteks lokal di Papua, persatuan dan kesatuan bangsa menjadi pergumulan kita bersama-sama. Maka dibutuhkan langkah-langkah konkrit untuk menumbuhkan persatuan dan kesatuan (wawasan kebangsaan).

Telah hidup dan berkembang hegemoni di Papua bahwa kita memang berbeda sehingga tidak memungkinkan lagi adanya persatuan dan kesatuan, pertanyaannya apakah hal ini logis dan telah sesuai dengan kodrat manusia?

Perbedaan adalah kodrat sejak eden diciptakan. Kurangnya kajian kritis dan mendalam terhadap fenomena ini turut serta menyuburkan hegemoni ini.

Persatuan dan kesatuan yang semakin renggang mengakibatkan perdamaian menjadi barang langka. Gesekan-gesekan yang mungkin timbul akibat kurangnya rasa kebersamaan, mengakibatkan kehidupan rakyat Papua semakin hari semakin tidak nyaman. Maka perlu kiranya diperjuangkan rasa cinta pada perdamaian. Adanya sikap nyata dalam membangun perdamaian di antara seluruh komponen nyata berawal dari rasa cinta dan saling mengasihi diantara sesama warga bangsa. Semoga komitmen Papua Pulau Damai tidak hanya di mulut saja.

Mahasiswa dan pemuda adalah agen perubahan. Sejarah bangsa ini merupakan bukti yang kuat bahwa mahasiswa dan pemuda selalu tampil di garda terdepan untuk menyelesaikan persoalan bangsa.

Meningkatkan persatuan dan kesatuan, menumbuhkan rasa cinta tanah air, memperjuangkan perdamaian menjadi tanggungjawab mahasiswa dan pemuda.

Kita bersama untuk berpikir, kita bersama berkata, kita bersama bekerja dan kita bersama-sama menikmati hasilnya.

Dewasa ini tampak bahwa mahasiswa dan pemuda makin kurang tertarik untuk aktif pada organisasi intra kampus, ekstra kampus maupun organisasi-organisasi masyarakat lainnya. Ada beberapa hal yang dapat dikemukakan:

1. Kepemimpinan. Para pemimpin pemuda tidak berhasil memainkan peranannya sebagai motifator para kadernya, juga tidak berhasil sebagai teladan yang baik. Para kader tentunya tidak mau berkaca pada cermin yang retak. Para pemimpin pemuda cenderung beranggapan bahwa mereka adalah raja yang harus dilayani, padahal paradigma yang sesungguhnya yakni pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya.

2. Minat pemuda untuk berorganisasi menjadi menurun sebab mereka merasa bahwa dengan bergabung dengan organisasi justru mengakibatkan kebebasan dalam menyalurkan aspirasinya terkungkung.

3. Kurangnya koordinasi dan kerjasama baik antara sesama pengurus sebuah organisasi maupun antar organisasi.

4. Lemahnya konsolidasi organisasi. Selama ini organisasi pemuda di Papua lebih menitikberatkan pergerakannya pada konsolidasi massa, padahal di antara kedua jenis konsolidasi tersebut perlu dilakukan secara berimbang.

Setiap manusia membutuhkan nilai di dalam hidupnya, sebab hidup dan manusia itu sendiri bernilai. Nilai tersebut dipercaya, diaktualisasikan dan diperjuangkan. Setiap perjuangan yang dilakukan adalah demi eksistensi nilai tersebut.

Lembaga legislatif yang berfungsi sebagai pengawas setiap kebijakan pemerintah agar memihak kepada rakyat, malah banyak melakukan kompromi-kompromi politik sehingga banyak kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat, terlebih dengan produk undang-undang yang sering membuat kontroversi sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terlebih yang menjadi sorotan media sekarang ini dimana citra lembaga legislatif rusak oleh oknum wakil rakyat yang melakukan korupsi.

Lembaga eksekutif yang dipilih oleh rakyat dengan harapan memperoleh kehidupan lebih baik dari sebelumnya banyak dikecewakan oleh janji-janji kampanye yang tidak direalisasikan. Penyesalan masyarakat terhadap pemerintah memuncak tatkala kebijakan pemerintah yang berpihak terhadap pengusaha yang banyak menyengsarakan rakyat, kenaikan kebutuhan dasar rakyat, perluasan wilayah dengan berbagai pembangunan yang menggusur masyarakat kecil dan susah.

Birokrasi yang sulit dalam mengurus berbagai ijin dan keperluan masyarakat serta korupsi yang merajalela di lembaga eksekutif.

Benteng terakhir masyarakat dalam mencari keadilan, runtuh saat oknum aparat penegak hukum melakukan korupsi baik korupsi kebijakan, korupsi dana, korupsi keputusan. Maraknya kasus-kasus korupsi yang terungkap di lembaga ini semakin menghancurkan harapan masyarakat untuk memperoleh keadilan bagi setiap masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sering masyarakat susah diperas oleh oknum penegak hukum untuk memperoleh keadilan. Begitu gampangnya para tersangka dan pelaku kejahatan memperoleh keringanan hukuman akibat permainan uang di dalamnya.

Terpenting dari semua ini adalah kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (NKRI). Hilangnya kebanggaan terhadap Negara Indonesia atau nasionalisme, makin meningkatnya semangat primordialisme yang sering berujung pada kerusuhan antar suku, maraknya rakyat Indonesia beralih menjadi warna negara tetangga serta permintaan suaka terhadap negara tetangga. Oleh karenanya kaum muda mahasiswa yang berani tampil sebagai pejuang Kebangsaan dan Perdamaian.

Pada Hari Kamis, Tanggal 13 Juni 2OO7, merupakan langkah bersejarah dan kami kaum muda mahasiswa Papua lndonesia untuk mendeklarasikan berdirinya: GERAKAN MAHASISWA PAPUA INDONESIA Atau GMPI


Status

GMPI resmi berdiri pada tanggal 13 Juni 2007 di Abepura


Asas

Pancasila


Landasan Perjuangan

1. Kebangsaan

2. Perdamaian

3. Kepemudaan (kemahasiswaan)


Visi Dan Misi

Visi

MEWUJUDKAN KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA YANG BERSATU, DAMAI DAN CERDAS.

Misi

1. Menjaga keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara dari Merauke sampai Sabang;

2. Membangun Identitas dan Karakter Bangsa;

3. Revitalisasi peran Peran dan Mahasiswa;

4. Memperjuangkan aspirasi rakyat demi kesejahteraan bersama;

5. Pendidikan rakyat sebagai fondasi perjuangan;

6. Menciptakan ketahanan ekonomi rakyat demi kemandirian bagsa.


Sifat Organisasi

Ideologis


Watak Organisasi

Revolter (Revolusioner)


PENGURUS BESAR

Ketua Umum : Habelino Alonzo Revolter Sawaki

Sekretaris Umum : Anhar Sunardi

Kabid Internal : Hugo Karubaba

Kabid Eksternal : Stev. Waromi

Kabid Ekonomi, Sosial dan Budaya : Jefri Yanuarin

Kabid Kajian Strategi dan Gerakan : Herman Ade


Alamat : Gang Nusa Indah III No.128 Perumnas I Waena

Contac Person : 0812 4807 1301 (Ketum), 0852 5410 1296 (Sekjend)

0 komentar:

Posting Komentar